Minggu, 24 Juni 2012

Khuluk dan li'an


Definisi
Perpisahan antara suami dengan isteri melalui tebus talak samada dengan menggunakan lafaz talak atau khuluk.
Khuluq merupakan perceraian yang disertakan dengan bayaran tertentu oleh pihak isteri di mana suami enggan melafazkan cerai, tetapi hanya bersetuju sekiranya dia dibayar. Maka suami hendaklah menceraikan isterinya setelah si isteri membayar dengan jumlah atau harta yang telah ditentukan.

Hukum Khuluk

Hukum melakukan khuluk ialah harus. Ia boleh dilakukan pada bila-bila masa sahaja, sama ada waktu suci atau waktu iddah.
Hukum khuluq berdasarkan firman ALLAH S.W.T dalam surah Al-Baqarah ayat 229 iaitu :
http://www.ad-3.org/tumpang/PendidikanIslam/data/ayat-khuluk.gif
Maksudnya :

‘Tidak halal bagi kamu mengambil apa-apa yang telah kamu berikan kepada mereka suatu jua pun, kecuali jika takut kedua-duanya tidak akan mengikut peraturan ALLAH S.W.T . Jika kamu takut bahawa tidak akan mengikut peraturan ALLAH maka tiadalah berdosa kedua-duanya tentang barang yang jadi tebus oleh perempuan.’

Penjelasan Mengenai Tebus Talak
1)
Bayaran tebus talak bergantung kepada persetujuan bersama antara suami dan isteri yang ingin bercerai
2)
Contoh lafaz khuluk ialah kata suami kepada isterinya: ‘Saya ceraikan kamu dengan bayaran sebanyak RM 10 000.’ Jawab isterinya: ‘Saya menerimanya’.
3)
Apabila suami melafazkan demikian dan isterinya menyahut tawaran itu, dengan serta merta jatuhlah talak dengan khuluk dan isterinya wajib beriddah.
4)
Bayaran khuluk boleh juga dengan barang-barang yang bernilai seperti rumah, tanah, kereta dan sebagainya.
5)
Apabila berlaku khuluk, suami isteri tidak boleh rujuk kembali kecuali akad nikah semula.

Tujuan Khuluk
1)
Memelihara hak-hak wanita.
2)
Menolak bahaya kemudaratan yang bakal menimpanya.
3)
Memberi keadilan kepada wanita yang cukup umurnya melalui keputusan mahkamah.


http://www.ad-3.org/tumpang/PendidikanIslam/data/title-modul.gifhttp://www.ad-3.org/tumpang/PendidikanIslam/data/title-modul-lian.gif
Definisi
Bahasa
: Kutukan
Istilah
: Persumpahan suami bagi mensabitkan tuduhan zina terhadap isterinya manakala isteri pula bersumpah untuk menafikan tuduhan tersebut.

Lian Suami
1)
Suami membuat tuduhan zina terhadap isterinya tanpa mengemukakan empat orang saksi.
2)
Tuduhan ini jika tidak dibuktikan dengan empat orang saksi boleh disabitkan sebagai tuduhan zina dengan hukuman 80 kali sebatan.
3)
Sebagai ganti empat orang saksi, suami boleh bersumpah di hadapan hakim di atas mimbar masjid di hadapan orang ramai, sekurang-kurangnya empat orang.
4)
Sumpahan suami.”Saya bersaksi dengan nama Allah, bahawa sesungguhnya isteri saya (namakan isterinya ) telah berzina dengan lelaki bernama (namakan lelaki berkenaan ) dan saya mengaku bahawa segala tuduhan saya ini adalah benar belaka”.
5)
Jika isterinya mengandung, suaminya tidak mengaku kandungan itu anaknya, maka ditambah lagi sumpahnya: ”Dan anak yang di dalam kandungannya itu adalah anak zina, bukannya anak daripada saya”.
6)
Ucapan sumpahan itu hendaklah diulang sebanyak empat kali sebagai ganti empat orang saksi untuk melepaskan diri daripada membuat tuduhan zina atau qazaf.
7)
Kali kelima di tambah dengan sumpahannya: ”Atas diri saya laknat dan kemurkaan Allah, sekiranya tuduhan saya ini dusta.”
8)
Dengan li’an ini, tertalaklah isterinya selama-lamanya.

Kesan Sumpahan Suami
1)
Suami terlepas daripada hukuman sebat sebanyak 80 sebatan.
2)
Isteri boleh disabitkan kesalahan zina dan dikenakan hukuman rejam sampai mati.
3)
Suami dan isteri terpisah selama-lamanya.
4)
Putus nasab keturunan bagi anak yang dikandung oleh isterinya dengan tuduhan tersebut.
5)
Allah akan melaknat suami tersebut sekiranya dia berdusta.

Lian Isteri
1)
Isteri menafikan tuduhan zina terhadapnya dengan bersumpah.
2)
Isteri hendaklah bersumpah bagi menolak segala tuduhan zina kepadanya.
3)
Sumpahan isteri.”Saya bersaksi dengan nama Allah, bahawa sesungguhnya suami saya ( namakan suaminya ) adalah berdusta membuat tuduhan zina terhadap diri saya.”
4)
Ucapan sumpahan itu hendaklah di ulang sebanyak empat kali sebagai ganti untuk melepaskan diri dari sabitan zina, iaitu rejam sampai mati.
5)
Kali kelima ditambah dengan sumpahannya: ”Atas diri saya laknat dan kemurkaan Allah jika benar tuduhan zina terhadap diri saya itu”.
6)
Dengan lian ini terpisahlah isteri dengan suaminya buat selama-lamanya.

Kesan Sumpahan Isteri
1)
Isteri terlepas daripada hukuman rejam sampai mati.
2)
Isteri terpisah selama-lamanya dengan suaminya.
3)
Putus nasab keturunan bagi anak yang dikandung dengan sebab penafian tersebut.
4)
Allah akan melaknat dan kutukan kepada isteri jika suaminya benar.

Hukuman lian ini berdasarkan firman ALLAH S.W.T dalam surah An-Nur, ayat 6-7 yang bermaksud :
Orang yang menuduh isterinya berzina, tetapi mereka tidak mempunyai saksi-saksi, selain diri sendiri, maka saksinya empat kali bersumpah dengan nama ALLAH , bahawa dia adalah orang yang benar. Dan yang kelima, bahawa laknat ALLAH atas dirinya jika adalah ia dari orang yang dusta.’

penelitian kualitatif


BAB  I
PENDAHULUAN


A.       Latar Belakang  Masalah
Penelitian merupakan suatu aktifitas ilmiah yang direncanakan dan dilakukan secara sistematik, logis, rasional dan terarh untuk menjawab rasa igin tahu berdasarkan data yang dikumpulkan secara metodologis. Berawal dari suatu fenomena sosial dengan penetapan konsep tertentu sebagai konsep awal, dilanjutkan dengan pengembangan rasa ingin tahu dan aktivitas ekstrapolasi lalu diciptakan konsep baru yang kemudian dirumuskan permasalahan penelitian.[1]
Metode kualitatif adalah penelitian yang bersifat atau memiliki karakteristik, bahwa datanya diajukan dalam keadaan sewajarnya dengan tidak dirubah dalam bentuk simbol-simbol.[2]
Penelitian kualitatif kini kian menjaid populer dan meluas ke berbagai disiplin ilmu, seperti pendidikan, sosiologi, psikologi, kedokteran, kebidanan, hukum, politik dan sebagainya. Dalam dunia pendidikan dengan metode ini dapat mengetahui bagaimana pandangan murid dan orang tua mengenai berbagai aspek sekolah. Ahli sosiologi dapat meneliti pandangan berbagai suku mengenai dunianya, seorang dokter dapat mengetahui pandangan pasien tentang penyakitnya, seorang jururawat dapat mengenal pandangan-pandangan orang sakit tentang perawatan, seorang hakim dapat mengetahui pandangan penjahat tentang kriminalitas, dan sebagainya.
Jumlah topik yang diteliti jumlahnya tak terbatas, dan itu semua sangat menarik dan dapat mengubah serta memperluas pandangan seseorang tentang masyarakat dan dunia. Penelitian menjadi alat pendidikan bagi dirinya sendiri, menghilangkan prasangka dan kepicikan.[3]

B.       Rumusan Masalah
a.         Apa metode Kualitatif itu dan hal yang ada di dalamnya ?


BAB II
PEMBAHASAN




A.       METODE KUALITATIF
Metode Kualitatif adalah jenis penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dapat dicapai dengan menggunakan prosedur statistik atau dengan cara kuantifikasi lainnya. Metode kualitatif dapat digunakan untuk meneliti kehidupan masyarakat, sejarah, tingkah laku, fungsionalisasi organisasi, gerakan sosial, atau hubungan kekerabatan (Strauss dan Corbin 1997 : 1).
Bodgan dan Taylor (1992 : 21-22) menyatakan bahwa metode kualitatif adalah salah satu prosedur penelitian yang menghasilkandata deskriftif berupa ucapan atau tulisan dan perilaku orang-orang yang diamati. Melalui metode kualitatif peneliti dapat mengenali subjek, merasakan apa yang mereka alami dalam kehidupan sehari-hari.[4] Kirk dan Miller menyatakan bahwa metode kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan pada manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan dalam peristilahannya.[5]
Denzin dan lincoln menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan latar alamiah, dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada.[6]
Berdasarkan beberapa pengertian diatas maka, pengertian dari metode kualitatif adalah salah satu metode penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan pemahaman tentang kenyataan melalui proses berfikir induktif. Melalui penelitian kualitatif peneliti dapat mengenali subjek, merasaka apa yang mereka alami dalam kehidupan sehari-hari. Dalam pnelitian ini, peneliti terlibat dalam situasi dan setting fenomena yang diteliti. Peneliiti diharapkan selalu memusatkan perhatian pada kenyataan atau kejadian dalam konteks yang diteliti. Setiap kejadian merupakan sesuatu yang unik, berbeda dengan yang lain, karena perbedaan konteks.[7]
Di dalam metode kualitatif pemilihan sampel acak tidak mutlak, malah sering tidak digunakan, karena dalam banyak kasus hasilnya tidak di generalisasikan kepada populasi. Tetapi pengambilan sampel probabilitas (seperti dalam eksperimen dan survey) , termasuk sampel acak juga tidak dilarang. Yang penting, pemilihan satu kasus atau satu individu lazimya didasari pertimbangan bahwa kasus atau individu tersebut dianggap khas sebagai subjek penelitian.[8]
Lincoln dan Guba[9] menyatakan bahwa metode kualitatif memiliki sejumlah ciri yang membedakannya dengan metode lainnya. Berikut ini adalah sepuluh ciri yang dimaksud :

·         Latar Alamiah
Hal ini dilakukan, menurut Lincoln dan Guba. Karena ontologi alamiah menghendaki adanya kenyataan-kenyataan sebagai keutuhan yang tidak dapat dipahami jika dipisahkan dari konteksnya. Mereka berasumsi, pertama tindakan pengamatan mempengaruhi apa yang dilihat, karena itu hubungan penelitian harus mengambil tempat pada keutuhan-dalam-konteks untuk keperluan pemahaman. Kedua, konteks sangat menentukan dalam menetapkan apakah suatu penemuan mempunyai arti bagi konteks lainnya.
Ketiga, sebagian
·         Manusia sebagai Alat (Instrument)
Dalam penelitian kualitatif, peneliti sendiri atau dengan bantuan orang lain merupakan alat pengumpul data utama. Hanya manusia sebagai instrumen pulalah yang dapat menilai apakah kehadirannya menjadi faktor pengganggu sehingga apabila terjadi hal yang demikian ia pasti dapat menyadarinya serta dapat mengatasinya.
·         Metode Kualitatif
Metode kualitatif ini digunakan karena beberapa pertimbangan. Pertama, menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah apabila berhadapan dengan kenyataan jamak. Kedua, metode ini menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara peneliti dan responden. Ketiga, metode ini lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh bersama terhadap pola-pola nilai yang dihadapi.
·         Analisis Data Secara Induktif
Analisis data secara induktif ini digunakan karena beberapa alasan. Pertama, proses induktif lebih dapat menemukan kenyataan-kenyataan jamak  yang terdapat dalam kata. Kedua, analisis induktif lebih dapat membuat hubungan peneliti-responden menjadi ekplisit, dapat dikenal, dan akuntabel. Ketiga, analisis demikian lebih dapat menguraikan latar secara penuh dan dapat membuat keputusan-keputusan tentang dapat tidaknya pengalihan pada suatu latar lainnya. Keempat, analisis induktif lebih dapat menemukan pengaruh bersama yang mempertajam hubungan-hubungan. Kelima, analisis demikian dapat memperhitungkan nilai-nilai secara eksplisit sebagai bagian dari struktur analitik.
·         Teori dari Dasar (grounded theory)
Teori yang grounded adalah teori yang diperoleh secara induktif dari penelitian tentang fenomena yang diijelaskan.[10] Penelitian kualitatif lebih menghendaki arah bimbingan penyusunan teori subtantif yang berasal dari data. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal. Pertama, tidak ada teori a priori yang dapat mencakupi kenyataan-kenyataan jamak yang mungkin akan dihadapi. Kedua, penelitian ini mempercayai apa yang dilihat sehingga ia berusaha untuk sejauh mungkin menjadi netral. Ketiga, teori dari-dasar lebih dapat responsif terhadap nilai-nilai kontekstual. Jika peneliti merencanakan untuk jelas sesudah data dikumpulkan. Jadi, peneliti dalam hal ini menyusun atau membuat gambaran yang makin menjadi jelas, sementara data dikumpulkan dan bagian-bagiannya diuji.
·         Deskriftif
Hal ini disebabkan oleh adanya penerapan metode kualitatif. Selain itu, semua yang dikumpulkan   berkemungkinan menjadi kunci terhadap apa yang sudah diteliti. Dengan demikian, laporan penelitian akan berisi kutipan data untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, foto, videotape,dokumen pribadi, catatan atau memo, dan dokumen resmi lainnya. Pertanyaan dengan kata tanya mengapa, alasan apa dan bagaimana terjadi akan senantiasa dimanfaatkan oleh peneliti. Analisis data yang menggunakan teknik deskriftif kualitatif memanfaatkan prosentase hanya merupakan langkah awal saja dari keseluruhan proses analisis. Prosentase yang dinyatakan merupakan ukuran yang bersifat kuantitatif bukan kualitatif. Analisis kualitatif harus dinyatakan dalam sebuah predikat yang menunjuk pada pernyataan keadaan, ukuran, kualitas.[11]
·         Lebih Mementingkan Proses daripada Hasil
Penelitian kualitatif lebih banyak mementingkan segi proses daripada hasil. Hal ini disebabkan oleh hubungan bagian-bagian yang sedang diteliti akan jauh lebih jelas diamati dalam proses. Bodgan dan Bigle memberikan contoh seorang peneliti yang menelaah sikap guru terhadap jenis siswa tertentu. Peneliti mengamatinyadalam hubungan sehari-hari, kemudian menjelaskan tentang sikap yang diteliti. Dengan kata  lain, peranan proses dalam penelitian kualitatif besar sekali.
·         Adanya “Batas” yang Ditentukan oleh “Fokus”
Penelitian kualitatif menghendaki ditetapkan adanya batas dalam penelitian atas dasar fokus yang timbul sebagai masalah dalam penelitian. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa hal. Pertama, batas menentukan kenyataan jamak yang kemudian mempertajam fokus. Kedua, penetapan fokus dapat lebih dekat dihubungkan oleh interaksi antara peneliti dengan fokus. Dengan kata lain, penetapan fokus sebagai pokok masalah penelitian penting artinya dalam usaha menemukan batas penelitian. Dengan hal itu dapatlah peneliti menemukan lokasi penelitian.
·         Desain yang Bersifat Sementara.
Penelitian kualitatif menyusun desain yang secara terus menerus disesuaikan dengan kenyataan yang berada di lapangan. Hal itu disebabkan oleh beberapa hal. Pertama, tidak dapat dibayangkan sebelumnya tentang kenyataan-kenyataan jamak di lapangan. Kedua, tidak dapat diramalkan sebelumnya apa yang akan berubah karena hal itu akan terjadi dalam interaksi anatara peneliti dengan kenyataan. Ketiga, bermacam-macam sistem nilai yang terkait berhubungan dengan cara yang tidak dapat diramalkan. Dengan demikian, desain khususnya masalah yang telah ditetapkan terlebih dahulu apabila peneliti turun kelapangan dapat saja diubah.
·         Hasil penelitian dirundingkan dan disepakati bersama.
Peneliti kualitatif  lebih menghendaki agar pengertian dan hasil interpretasi yang diperoleh dirundingkan dan disepakati oleh manusia yang dijadikan sebagai sumber data. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal. Pertama, susunan kenyataan dari merekalah yang diangkat oleh peneliti. Kedua, hasil penelitian bergantung pada hakikat dan kualitass hubungan antara pencari dan yang dicari. Ketiga, konfirmasi hipotesis kerja akan menjadi lebih baik verifikasinya apabila diketahui dan dikonfirmasikan oleh orang-orang yang ada kaitannya dengan yang diteliti.[12]

B.       Desain Penelitian Kualitatif
Desain penelitian adalah suatu rencana tentang cara melakukan penelitian itu. Desain penelitian kualitatif bersifat “emergent”, tidak dapat ditentukan lebih dahulu dengan pasti, karena itu bersifat fleksibel. Desain ini tidak mengemukakan hipotesis, sedangkan analisis dilakukan sejak awal penelitian.[13]
Dalam lapangan, peneliti mengadakan observasi sambil mengadakan catatan. Ia harus memilih, mengadakan sampling tentang apa yang akan diberikan perhatian. Tujuannya adalah memverivikasi informasi. Data yang diperoleh dapat segera dianalisis untuk mencari maknanya dan harus ditinjau kembali berdasarkan data yang diperoleh kemudian. Jadi dalam penelitian kualitatif pengumpulan dan analisa data dapat berjalan serentak.
Data yang diperoleh dari lapangan melalui observasi dan wawancara hendaknya segera diolah dalam bentuk laporan. Berdasarkan laporan dan analisa akan timbul sejumlah pertanyaan baru, yang menjadi pedoman untuk mengadakan observasi dan wawancara selanjutnya. Data yang kemudian diperoleh dianalisa kembali dan dituangkan dalam bentuk laporan. Penulisan dan analisa baru ini menimbulkan pertanyaan baru pula. Disain ini disebut sirkuler mengikuti jalan lingkaran tanpa putus-putus. Penelitian ini pada saatnya dapat dihentikan jika hasil penelitian telah dianggap memadai atau memuaskan, atau penelitian telah sampai pada taraf  ketuntasan sehingga hampir tidak ada lagi timbul hal-hal yang baru.
Instrument penelitian dalam penelitian kualiatatif tidak bersifat eksternal atau objektif, tetapi internal, subjektif yaitu peneliti itu sendiri tanpa menggunakan angket, tes, atau eksperiment. Instrument dengan sendirinya tidak berdasarkan definisi operasional. Yang dilakukan adalah menyeleksi aspek-aspek yang khas, yang berulang kali terjadi, yang berupa pola atau tema, dan tema itu senantiasa diselidiki lebih lanjut dengan cara yang lebih halus dan mendalam. Sedangkan analisis data bersifat terbuka, dikatakan terbuka karena terbuka bagi perubahan, perbaikan, dan penyempurnaan berdasarkan data yang baru masuk. Analisa data dilakukan sejak mulai memperoleh data pada awal penelitian dan berlanjut terus sepanjang penilitian.[14]
Menurut Bogdan dan Biklen dalam penyusunan disain penelitian dapat diikuti petunjuk-petunjuk sebagai berikut :
·                     Menentukan fokus penelitian
Masalah yang akan diteliti, yang pada awalnya masih umum dan samar-samar akan bertambah menjadi jelas  dan mendapat fokus setelah peneliti berada dalam lapangan.
·           Menentukan paradigma penelitian
Menurut paradigma naturalistik, realitas, peristiwa atau situasi tertentu dipandang dengan cara yang berbeda-beda.
·           Menentukan kesesuaian paradigma dengan teori
Dalam mengadakan tafsiran untuk mengetahui maknanya, peneliti dengan sendirinya akan menggunakan teori yang dianggapnya dapat membantu.
·           Menentukan sumber data, lokasi para responden
Dalam penelitian kualitatif yang dijadika sampel hanyalah sumber yang dapat memberikan informasi, sampel dapat berupa hal, peristiwa, manusia,situasi yang diobservasi.
·           Menentukan tahap penelitian
Tahap penelitian mempunyai tiga fase, yaitu Tahap Orientasi, Tahap Eksplorasi, Tahap Member Check.
·           Menentukan instrument penelitian
Instrument yang utama adalah peneliti itu sendiri, manusia sebagai intrument  memerlukan latihan dan pengalaman.
·           Rencana pengumpulan data dan pencatatannya
Pada taraf permulaan fokus masih samar-samar, observasi dan wawancara masih mengenai hal-hal yang umum. Setelah fokus jelas maka peneliti dapat menggunakan wawancara yang lebih berstruktur untuk memperoleh data yang lebih spesifik. Dalam membuat catatan harus dibedakan data deskriptif dan hasil tafsiran peneliti.
·           Rencana analisis data
Analisis dilakukan sepanjang penelitian dan dilakukan terus menerus dari awal sampai akhir penelitian. Analisis dilakukan untuk pengembangan hipotesis dan teori berdasarkan data yang diperoleh.
·           Rencana logistik
Hal ini menyangkut rencana jadwal penelitian, biaya, alat-alat laporan dan perbanyakannya, dan seterusnya.
·           Rencana mencapai tinkat kepercayaan akan kebenaran penelitian
Dalam penelitian kualitatif lazim digunakan istilah internal dan eksternal validity, reliability,dan objectivy sebagai syarat-syarat untuk menilai mutu penilaian.
·           Merencanakan lokasi
Salah satu hal yang harus dipikirkan adalah  bagaimana caranya agar diizinkan untuk memasuki lapangan..
·           Menghormati etika penelitian
Penelitian dapat mmengungkapkan hal-hal yang selama ini tertutup bagi khalayak ramai dan seterusnya ingin tetap dirahasiakan.
·           Rencana penulisan dan penyelesaian penelitian
Berhubung dengan keterbatasan waktu perlu dipertimbangkan topik penelitian yang dapat diselesaikan dalam waktu yang tersedia.[15]

C.     Pemanfaatan Penelitian kualitatif
·            Memahami isu-isu rinci tentang situasi dan kenyataan yang dihadapi seseorang.
·            Untuk keperluan evaluasi, digunakan untuk lebih dapat memahami setiap fenomena yang sampai sekarang belum banyak diketahui.
·            Digunakan untuk menemukan perspektif baru tentang hal hal yang sudah banyak diketahui.
·            Digunakan oleh peneliti, bermaksud meneliti sesuatu secara mendalam.
·            Dimanfatakan oleh peneliti yang berminat untuk menelaah sesuatu latar belakang, misalnya tentang motifasi, peranan, nilai, sikap, dan persepsi.
·            Digunakan oleh peneliti yang berkeinginan untuk menggunakan hal-hal yang belum banyak diketahui ilmu pengetahuan.
·            Dimanfaatkan oleh peneliti yang ingin meneliti sesuatu dari segi prosesnya
·            Digunakan untuk meneliti tentang hal-hal yang berkaitan den\gan latar belakang subjek penelitian.
·            Untuk memahami isu-isu yang sensitif.
·            Memahami isu-isu rumit sesuatu proses.[16]

D.     Keraguan Terhadap Penelitian Kualitatif
Para peneliti pada umumnya sangat terikat oleh metode kuantitatif, maka timbul sejumlah pertanyaan terhadapa metode penelitian kualitatif sebagai metode yang bisa diandalkan. Dibawah ini kami mengemukakan beberapa pertanyaan dan kesanksiannya itu.
Apakah metode kualitatif ilmiah? Mereka yang berpendirian mengajukan pertanyaan bahwa hanya penelitian kuantitatif yang dapat dipandang sebagai ilmiah. Dalam penelitian ilmiah data yang dikumpulkan dengan instrumen yang falid dapat dituangkan dalam bentuk angka-angka sehingga dapat diolah dengan menggunakan statistik. Oleh karena itu penelitian harus disertai pengukuran dan tanpa itu disangsikan keilmiahannya.
Dilain pihak para ilmuan berpendapat bahwa penelitian tidak selalu pengujian hipotesis atau mengikuti meneliti langkah-langkah tertentu untuk mencapai penyelesaian masalah. Penelitian dikatakan ilmiah sepanjang itu dilakukan dengan cara ketat yaitu  berpegang teguh pada aturan-aturan tertentu, antara lain memperhatikan tingkat kepercayaan data, keterbukaan bagi kritik dari pihak publik.
Apakah metode penelitian kualitatif dapat menghasilkan generalisasi ? untuk mencapai generalisasi penelitian kualitatif berusaha untuk membentuk suatu teori yang didasarkan atas data yang dikumpulkan dan karena itu disebut Grounded Theory. Jika hasil penelitian itu berguna dan dapat dipakai oleh orang lain dalam situasi yang dihadapinya, maka hasil itu, ditinjau dari segi penelitian kualitatif, merupakan generalisasi. Dalam penelitian kualitatif generalisasi ditentukan oleh taraf aplikasinya.
Apakah penelitian kualitatif tidak subyektif ? penelitian kualitatif menyadari besarnya kemungkinan akan adanya bias dan unsur-unsur subyektif. Segala sesuatu yang diamati harus melalui pikiran dan perasaan, serta latar belakang peneliti sehingga bahaya bias mudah timbul. Justru karena itulah peneliti harus berusaha memelihara objektifitas. Setiap informasi diperiksa kebenarannya dengan membandingkan data dari sumber lain.
Apakah hasil penelitian kualitatif reliabel ? dalam penelitian kualitatif hal serupa itu tidak mungkin oleh sebab instrumen pertama adalah peneliti itu sendiri. Tiap peneliti mempunyai latar belakang yang berbeda-beda apa yang diteliti, data yang dikumpulkan akan berbeda pula dan karena itu akan memberikan hasil yang yang berlainan. Namun hasil setiap peneliti dapat disebutkan reliabel selama didasrkan atas data yang banyak dikumpulkan dengan cara yang cermat.
Dapatkah metode kualitatif dilakukan serempak dengan metode kuantitatif ? kemungkinan itu ada bila misalnya suatu masalah mengandung masalah aspek kualitatif dan kuantitatif. Pada umumnya menggunakan kedua metode itu sekaligus akan menimbulkan banyak kesulitan. Alasannya adalah bahwa kedua metode itu didasarkan atas paradigma yang berlainan. Oleh sebab itu dianjurkan agar menggunakan salah satu metode yang sesuai dengan masalah yang diselidiki.
Menurut Burgess (1-4) metode kuantitatif dan kualitatif tidak perlu dipertentangkan dengan tajam, walaupun ada bahkan banyak perbedaannya berbagai tehnik dapat digunakan bersamaan untuk memperoleh berbagai jenis data.[17]


















BAB III
PENUTUP


a.              Kesimpulan
Pengertian dari metode kualitatif adalah salah satu metode penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan pemahaman tentang kenyataan melalui proses berfikir induktif. Melalui penelitian kualitatif peneliti dapat mengenali subjek, merasaka apa yang mereka alami dalam kehidupan sehari-hari. Dalam pnelitian ini, peneliti terlibat dalam situasi dan setting fenomena yang diteliti.
sepuluh ciri yang dimaksud lincoln dan Guba tentang penelitian kualitatif
·         Latar Alamiah
·         Manusia sebagai Alat (Instrument)
·         Metode Kualitatif
·         Analisis Data Secara Induktif
·         Teori dari Dasar (grounded theory)
·         Deskriftif
·         Lebih Mementingkan Proses daripada Hasil
·         Adanya “Batas” yang Ditentukan oleh “Fokus”
·         Desain yang Bersifat Sementara.
·         Hasil penelitian dirundingkan dan disepakati bersama.

Desain penelitian adalah suatu rencana tentang cara melakukan penelitian itu. Desain penelitian kualitatif bersifat “emergent”, tidak dapat ditentukan lebih dahulu dengan pasti, karena itu bersifat fleksibel. Desain ini tidak mengemukakan hipotesis, sedangkan analisis dilakukan sejak awal penelitian.
Para peneliti pada umumnya sangat terikat oleh metode kuantitatif, maka timbul sejumlah pertanyaan terhadapa metode penelitian kualitatif sebagai metode yang bisa diandalkan,  yaitu :  Apakah metode penelitian kualitatif dapat menghasilkan generalisasi ? , Apakah penelitian kualitatif tidak subyektif ?, Apakah hasil penelitian kualitatif reliabel ? , Dapatkah metode kualitatif dilakukan serempak dengan metode kuantitatif ?




Daftar Pustaka
Aji Damanhuri, Metodologi Penelitian Mu’amalah. Ponorogo : STAIN po PRESS, 2010.
Anselm Straus dan Juliet Corbin. Dasar-dasar Penelitian Kualitatif. Yogyakarta.Pusataka Pelajar.2003
Basrowi dan Suwandi. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta : Rineka Cipta, 2008.
Dedi Mulyana. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosdakrya, 2003.
Hadari Nawawi dan Mimi Martini. Penelitian Terapan. Yogyakarta : Gajah Mada University Press, 1996.
Hamidi. Metode Penelitian Kualitatif. Malang : UMM Press, 2004.
Lexy J. Moleong. Metodologi Penelitian Kualitati., Bandung : Remaja Rosdakarya, 2009.
Lincoln and Guba. Naturalistik Inquiri .Beverlyhill : Sage Publication, 1985.
Sudarto. Metodologi  Penelitian Filsafat. Jakarta : RajaGrafindo Persada, 1997.
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : PT Rineka Cipta, 2006.


[1] Hamidi. Metode Penelitian Kualitatif (Malang : UMM Press, 2004), 16.
[2] Hadari Nawawi dan Mimi Martini. Penelitian Terapan, (Yogyakarta : Gajah Mada University Press, 1996), 174.
[3] S. Nasution, Metode Penilitian Naturalistik-Kualitatif (Bandung : Tarsito, 1996), 1.
[4] Basrowi dan Suwandi. Memahami Penelitian Kualitatif, (Jakarta : Rineka Cipta, 2008), 1.
[5] Lexy J. Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2000), 3.
[6] Ibid, 5.
[7] Basrowi dan Suwandi, Memahami Penelitian Kualitatif (Jakarta : Rineka Cipta, 2008), 2.
[8] Dedi Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung : Remaja Rosdakrya, 2003), 158.
[9] Lincoln and Guba, Naturalistik Inquiri (Beverlyhill : Sage Publication, 1985), 23-25.
[10] Anselm Straus & Julit Corbin.Dasar-dasar Penelitian Kualitatif (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2003), 10
[11] Suharsimi Arikunto. Manajemen Penelitian.(Jakarta : Rineka Cipta, 1995), 352.
[12] Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2009).8-13.
[13] S. Nasution, Metode Penilitian Naturalistik-Kualitatif (Bandung : Tarsito, 1996), 40.
[14] Aji Damanuri, Metodologi Penelitian Muamalah (Ponorogo : STAIN Po PRESS, 2010), 41-43.
[15] Ibid. 31-36.
[16] Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2009).7.
[17] S. Nasution, Metode Penilitian Naturalistik-Kualitatif (Bandung : Tarsito, 1996), 15-17.